Akan sungguh menyakitkan saat Kamu mulai membaca ini.
Sebenarnya, Aku tidak ingin meninggalkanmu seperti itu. Dengan tiba-tiba mengatakan "Berbahagialah selalu..", seketika saja airmata ku jatuh dengan derasnya. Sungguh munafik rasanya kalau mengatakan Aku tidak memiliki sesuatu yang lebih padamu, mengingat sejauh ini kita lalui dengan penuh percakapan yang menarik sampai tidak menarik, basa basi yang basi banget, hingga kadang kita lupa menahan kelanjutan kata dari sebuah ungkapan "..jadi..?".
Ya, benar! Semua hal itu membekas di jejak hari-hariku, namun sialnya hanya butuh semalam saja untuk melihat garis akhir kisah ini. Pikirku kamu bakal ngomong, "..belum juga sebulan...", tapi entah bagaimana bisa kukatakan jikalau hal itu mengalir apa adanya. Seperti katamu, ".. jalanin aja seperti air mengalir, untuk saat ini stay dulu aja...", apakah masih bisa Aku mengatakan hal serupa padamu?
Sejenak, kembali ku memutar waktu. Pikiranku seperti sedang menari ditepian tebing dan ingin sesekali melangkah melewati tepian itu, tapi sejatinya hatiku saja sudah cukup hancur karena sering kali terjatuh.
"It's messing with my head, how I mess with your heart".
Nanti jika Kamu sedang sendiri dan tersadar atas segalanya, yang bisa kukatakan..
"I'm sorry, gotta leave before you love me" atau lebih tepatnya ".. had to get you away from me, you deserve the best and I have to stop this feeling as soon as possible before it spreads and blooms long ago in my heart just like my previous first love."
Untuk Kamu, asal tahu aja ya Aku tuh lebih baik kesepian dari pada mengharap dan menggenggammu terlalu erat. Memang iya, Aku tipe orang yang mudah saja membuka diri sama orang lain tapi Aku tidak akan serahkan hatiku untuk dipatahkan tuk kesekian kalinya. Bukan Kamu kok yang mematahkan hatiku, pada akhirnya kembali lagi dengan keadaan dan posisiku saat ini.
".. bukan tentang 'kemana' tapi dengan 'siapa'.."
Mungkin kutipan terakhir diatas ini, adalah akhir dari wacana kita.
Comments
Post a Comment