Skip to main content

Terlarang Nyaman


Untuk Kamu.

Jujur, Aku tidak menyangka bahwa rasa penasaran dan mengagumi secara bersamaan bisa hadir kembali. Mengenal dan mendengar suaramu yang menawarkan khayalan, tiba-tiba saja membuatku candu. Dasarnya diriku yang kurang perhatian ataukah memang ada sesuatu yang menarikku untuk tetap mendengar dan bercengkrama dengan nyaman bersamamu? 

Entahlah.

Tapi, apapun itu tetap saja membuatku sesekali tersenyum tanpa sebab. 

Aku percaya, suatu hari dalam benakmu akan berkata seperti ini:

"Apa yang sebenarnya kurasakan? Apa ini hanya kekaguman? Dia berhasil membuatku nyaman dari hal-hal kecil yg disuguhkan nya, bahkan Dia membalas kenyamanan ini dengan cara pergi tanpa pamit padaku. Adakah nyaman yang terlarang di dunia ini? Apa kini aku merasa kehilangan?".

Jawabku nanti:

"Iya, aku juga merasakan nya. Kamu tidak sendiri, hanya aku yang menyadari diri untuk lari secepat mungkin. Awalnya juga kukira ini hanya rasa kagum yang membara, namun sepertinya tidak. Perlahan tapi pasti, rasaku untukmu semakin terlihat jelas hingga hal itu terjadi. Aku menangis karena mu, sesedih itukah khayalan yang kau tawarkan? Baiklah, akan ku terima kenyataan ini sendiri. Dan untukmu, tenang saja. Akan tiba masa dimana sehari atau seminggu tanpa kabarku, Kamu akan sadar kalau Aku bukanlah siapa-siapa. Sebulan hingga setahun pun akan terasa singkat jadinya, Kamu akan melupakan ku."

"Tapi.. Apa aku bisa?"


Comments

Popular posts from this blog

Dia

Dia adalah laki-laki yang kukenal tanpa sengaja, Dia adalah laki-laki yang mengajarkan aku mencintai tanpa harus memiliki, Dia adalah laki-laki yang membuat ku jatuh hati, Dia adalah laki-laki yang aku rindukan tanpa harus bertemu, Dia adalah laki-laki yang ingin aku lepaskan karena keterpaksaan, Dia adalah laki-laki yang ingin aku ikhlaskan tapi tetap ku doakan. Benar..., Dia.

Pergi Sebelum Kau Mencintaiku

Akan sungguh menyakitkan saat Kamu mulai membaca ini. Sebenarnya, Aku tidak ingin meninggalkanmu seperti itu. Dengan tiba-tiba mengatakan " Berbahagialah selalu.. ", seketika saja airmata ku jatuh dengan derasnya. Sungguh munafik rasanya kalau mengatakan Aku tidak memiliki sesuatu yang lebih padamu, mengingat  sejauh ini kita lalui dengan penuh percakapan yang menarik sampai tidak menarik, basa basi yang basi banget, hingga kadang kita lupa menahan kelanjutan kata dari sebuah ungkapan " ..jadi..? ". Ya, benar! Semua hal itu membekas di jejak hari-hariku, namun sialnya hanya butuh semalam saja untuk melihat garis akhir kisah ini. Pikirku kamu bakal ngomong, ".. belum juga sebulan... ", tapi entah bagaimana bisa kukatakan jikalau hal itu mengalir apa adanya. Seperti katamu, " .. jalanin aja  seperti air mengalir, untuk saat ini stay dulu aja... ", apakah masih bisa Aku mengatakan hal serupa padamu? Sejenak, kembali ku memutar waktu. Pik...

Terpesona

Setelah Kamu membaca nyaman yang terlarang, kali ini akan ku ungkap hal lainnya. "Aku hadir kembali malam ini, memaksa tawa, memalsukan senyuman, tempat yang membosankan dengan sepi yang sama. Dinding ketidaktulusan hingga bermata licik dan kekosongan, menghilang saat Aku melihat wajahmu. Yang bisa ku katakan hanyalah, " Bertemu denganmu sungguh mempesonaku ". Seakan matamu berbisik " Pernahkah kita bertemu? ", perlahan siluetmu di seberang ruangan mulai bergerak ke arahku lalu percakapan yang menyenangkan pun dimulai. Menanggapi semua ucapanmu yang cepat seperti menyontek diam-diam, tetap saja yang dapat kukatakan hanyalah " Aku terpesona saat bertemu denganmu ".  Malam ini gemerlap, malam ini sempurna. Jangan Kau lewatkan! Saking takjubnya, Aku menari-nari sendirian. Aku saja bahkan terpana sepanjang perjalanan pulang hingga kuhabiskan waktu bertanya-tanya apakah Kau tahu bahwa Aku terpesona saat bertemu denganmu. Pertanyaan itu pun tern...